Alhamdulillah sudah memasuki bulan ramadan 1444 H ya. Tapi pikiran terlintas tidak tenang karena dihantui hutang puasa tahun lalu bahkan tahun sebelum-sebelumnya.
Ingin hati membayar di hari biasa, tapi sudah telanjur lupa jumlahnya dan tenggelam dalam kesibukan sehari-hari? Mungkin bukan hanya saya, sebagian dari readers juga mengalaminya. Lantas, bagaimana dong pencerahannya?
Tujuan Puasa Ramadan yang Wajib ini Apa Ya?

Sebelum kita membahas tentang hutang puasa dan serba-serbi membayarnya, mari kita telisik ulang tentang tujuan puasa ramadan itu sendiri. Sehingga nanti pada akhirnya kita tahu kenapa hutang puasa kita harus dibayarkan lunas.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ.
“Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. (Berpuasa) agar kamu bertakwa.”
Begitulah bunyi dan arti dari surat Al-Baqarah ayat 183, yang menunjukkan bahwa puasa bukanlah ajang hiburan maupun sarana peningkatan kesehatan semata. Namun lebih dari itu. Dan inilah yang membuat puasa menjadi kewajiban bagi seluruh umat muslim. Berikut ini alasan penguatnya :
Basic Known : Penahan Hawa Nafsu (Lapar, Haus, Gairah)
Sudah lazim diketahui bahwa puasa ini menahan dari segala asupan minuman dan makanan mulai terbit fajar hingga magrib berkumandang. Termasuk juga dari gairah berhubungan bagi yang sudah menikah.
Hal-hal tersebut adalah representasi dari hawa nafsu kita sebagai manusia yang sering melenakan. Dengan menahan dalam durasi skeitar 14 jam, puasa melatih kita lebih bersabar dan tidak selalu menuruti hawa nafsu yang meraung-raung dalam diri kita.
Maintenance Sistem Pencernaan
Logika tubuh kita, terutama sistem pencernaan yang terus-menerus bekerja sepanjang hari pada hari biasa, bisa disamakan dengan logika mesin-mesin pabrik yang terus berproduksi.
Jika tidak pernah dilakukan perawatan, berpotensi terjadi kerusakan. Maintenance sendiri adalah kegiatan yang diperlukan untuk mempertahankan (retaining) dan mengembalikan (restoring) mesin atau pun peralatan kerja (jika di pabrik).
Pun tubuh kita, lambung, hati, usus, sepanjang hari selama 365 hari bekerja keras menggiling dan menyerap makanan, untuk kemudian jadi energi. Dengan puasa, mereka jadi bisa “bernapas” sejenak dari kesibukannya.
Pengasah Kepekaan Sosial
Menurut BPS Indonesia, jumlah kemiskinan di Indonesia mencapai sekitar 26 juta orang. Kurang gizi, sulit mengakses bahkan tidak bisa merengkuh pendidikan, kelaparan, dan lain sebagainya adalah hal akrab bagi kelompok sosial tersebut.
Adanya puasa membuat kita berempati lebih pada kondisi mereka, sehingga bisa lebih peduli entah dalam bentuk bantuan uang maupun tenaga dan pikiran untuk mengatasi masalah sosial tersebut.
Sarana Penyeimbang Strata Ekonomi

Dengan kepedulian sosial, orang kaya memberi orang biasa dan jika dilakukan serentak maka bisa berdampak sistemik pada persentase strata ekonomi. Memang tidak merupakan tujuan langsung dari puasa, lebih kepada zakat atau sedekah. Namun kondisi puasa dan vibes bulan Ramadan tentu juga membawa efek ini.
Baca juga : Perbandingan Cara Belanja Online versus Offline, Ini 3 Poin yang Membedakan Banget
Tentang Hutang Puasa bagi Orang yang Wajib Puasa
Berhutang, sudah sepatutnya untuk membayarkannya. Bahkan jika sudah puluhan tahun berlalu, hutang tetaplah hutang kecuali pemberi hutang mengikhlaskannya.
Sama halnya seperti puasa yang wajib bagi umat muslim. Orang dewasa/balig yang sehat akalnya, sudah seharusnya untuk berpuasa. Namun jika terjadi kondisi yang manusiawi berikut ini, tentu boleh tidak puasa ya.
- Sakit
- Menstruasi Bagi Perempuan
- Hamil, Menyusui bagi Ibu
- Lanjut Usia
Nah, setelah Ramadan selesai, sudah sebaiknya untuk membayar kembali hutang puasa terutama jika sanggup melakukan qadha puasa. Tapi yang sering terjadi adalah kita terjebak dalam kesibukan sehari-hari yang membuat lupa untuk membayar. Bahkan tahun demi tahun berganti, hutang puasa semakin bertumpuk dan semakin sulit membayarnya.
Alasan Harus Bayar Hutang Puasa
Agar semakin manteup hati kita untuk membayar bolong-bolong puasa, ini beberapa alasan yang bisa kita jadikan motivasi
- Secara Aturan sudah Wajib : seperti ayat 183 surat Al-Baqarah di atas, puasa yang wajib sama dengan jika tidak melakukan jadi seperti mangkir kewajiban. membayarnya sudah menjadi aturan mutlak ALlah yang tidak disebutkan secara langsung
- Melatih Kedisiplinan : hutang uang saja ada tenggat waktu atau tenor istilahnya, dan membuat kita disiplin karena kita senantiasa berpikir serta berupaya bagaimana caranya bisa segera membayar sebelum deadline, apalagi hutang puasa sebagai pertanggungjawaban kita sebagai hamba Allah?
- Analogi Pabrik Belum Tuntas Maintenance : pabrik yang belum selesai maintenance bisa merusak mesin karena terpaksa harus bekerja tanpa henti. tubuh kita juga bisa mudah sakit jika sistem pencernaan “kelelahan”
- Syarat Menjadi Muslim Bertakwa : salah satu tujuan berpuasa adalah menjadi muslim yang bertakwa. lantas apakah kita bisa disebut menjadi muslim yang takwa ketika puasa saja tidak kaffah menjalankannya??
Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk melupakan puasa yang kita tinggalkan apalagi kalo fisik kita masih sanggup untuk membayarnya.
Tata Cara Membayar Hutang Puasa

Bagi yang masih sanggup puasa, bisa membayar qadha sejumlah yang diingat dan membayar fidyah sebanyak 1 mud atau 685 gram. Tinggal dikalikan saja semisalnya 7 hari x 685 gram adalah sejumlah sekitar 5kg bahan pokok seperti beras.
Bagi yang sudah tidak sanggup puasa seperti lansia atau sakit yang sudah sangat parah, ada opsi membayar fidyah sesuai hari yang ditinggalkan.
Menurut Imam Malik, Syafii, dan Ahmad berpendapat bahwa selain kita membayar hutang puasa dengan qadha atau puasa ulang di luar ramadan sejumlah hari yang ditinggalkan, kita juga harus membayar kafarat puasa akibat terlambat puasa itu dengan fidyah. Sedangkan Imam Abu Hanifah tidak mewajibkan.
Bagaimana jika lupa? tipsnya adalah menulis jumlah hari puasa yang ditinggalkan dan jika sudah terlanjur lupa, bisa memperkirakan secara kasar bahkan lebih baik dilebihi tentang berapa hari sebenarnya kita meninggalkan puasa.
Keindahan islam bisa kita rasakan dan hayati ketika kita tahu secara mendalam tentang perintah-Nya, melakukannya dengan ikhlas dan totalitas. Jika ibadah wajib seperti puasa ternyata berhalangan kita kerjakan dan menjadi hutang puasa, juga paham alasannya dan cara membayarnya.
Dengan demikian insyaAllah kita belajar menjadi muslim-muslimah yang baik – tidak sekadar ibadah gugur kewajiban saja.