Terlahir di Kota Gresik, yang tepatnya sepelemparan batu dari pusat tradisi lebaran setiap tahun ini membuatku bersyukur. Ya, kupatan pekauman Gresik menjadi salah satu momen yang ditunggu-tunggu.
Mengunjungi rumah saudara atau rekan, menyantap kuliner andalan yakni ketupat dan opor ayam tahu tempe telur, serta saling memaafkan dan berbincang setelah sekian lama bertemu.
Terdengar asyik mengingat sekarang semakin usia kerja, di mana waktu senggang nggak seluang dulu masa sekolah (hehe), momen ini bisa bersua dalam momen bersejarah yang turun temurun dilakukan yakni Kupatan pekauman Gresik.
Ini yang Akan Kita Kupas
Berlangsungnya Kupatan Pekauman Gresik
Tiap 7 hari pasca Syawal atau lebaran hari pertama, sebagian besar pemilik rumah di daerah Pekauman, kecamatan Gresik menyiapkan lontong ketupat dan lauk pendamping secara besar-besaran sebagai persiapan acara Kupatan Pekauman Gresik.
Bagaimana tidak? dilansir dari Gresiksatu, ribuan orang dari luar wilayah kelurahan Pekauman ini datang untuk bertamu dan menikmati jamuan kupatan ini.
Lucunya, saat saya dan keluarga mampir ke 3 rumah yang masih ada kekerabatan dalam rangka silaturrahmi, semua rumah menawari hidangan kupatan ini dan sulit banget untuk menolak.
Sebagai syarat, makan sedikit saja tidak apa-apa, kata mereka hehe. Itulah yang menjadi ciri khas dari Kupatan Pekauman Gresik.
Baca juga : Bagaimana Jika Hutang Puasa Belum Bayar dan Lupa Jumlah?
Uniknya lagi, pada saat lebaran cenderung sepi biasanya suasana di Kauman. Karena menurut warga sana, idul fitri cukup shalat ied dan saling silaturahmi terjadi 7 hari kemudian.
“Setahu saya, budaya minta maaf dengan unjung-unjung di Pekauman itu ya memang hari ini, tidak seperti di daerah lain yang unjung-unjung ke rumah sanak famili maupun tetangga usai shalat Idul Fitri,” katanya. (sumber : Kompas.com)
Lokasi dan Meriahnya Kupatan Pekauman Gresik
Nah INI JALAN MH THAMRIN dan SEBELAH MASJID JAMI’ DEPAN ALUN_ALUN GRESIK PUSATNYA PEKAUMAN FULL PINGGIR JALAN DIPARKIRI MOBIL MOTOR DAN LALU LALANG ORANG, bahkan beberapa sumber mengatakan mencapai RIBUAN ORANG, buat apa? ya tradisi makan kupatan dan kumpul bersamaaaa.

Sedangkan para laki-laki akan sibuk menyiapkan pesta semarak dengan aneka lampu hias, panggung, serta photo booth. Sampai-sampai banyak orang menyebut Riyoyoe Wong Pekauman adalah Riyoyo Kupat.
Ohya, bagi yang gak kenal, tapi berkunjung, pun tetap dijamu kupatan lhooo. Wuih juga bagiku yang melihatnya meski dari kelurahan sebelah saja. hehe
Berbekal penasaran dan koneksi internet yang sudah jadi kebutuhan dasar saya dan milyaran orang di bumi ini, saya jadi menelusuri lebih jauh tentang awal mulanya kupatan ini.
Sejarah Kupatan Pekauman Gresik
Lebaran kupatan Kampung Kauman di Gresik kembali digelar. Tradisi turun-temurun itu, sempat vakum dua tahun akibat pandemi covid-19. Warga memasak ribuan ketupat sebelum dibagikan ke tamu. Ini adalah tradisi islami peninggalan ulama besar Kyai Baka yang terus dilestarikan.
Kupat merupakan akronim dari ngaKU lePAT, atau mengakui kesalahan yang mungkin terjadi pada sesama manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan saling bergesekan saat interaksi. Kupat atau ketupat lontong merupakan simbolisasinya.
Umumnya, tradisi kupatan ini dilakukan setelah 7 hari Puasa sunah Syawal
Selain ketupat dan lauk seperti : opor ayam, cap go meh, gulai ubus, ketupat, lepet, ada juga buras (beras dan santan yang dibungkus seperti nagasari tapi rasanya gurih).
Terdapat hal unik dalam rangkaian tradisi tersebut, yakni Kupat Lewat. Kupat Lewat merupakan tradisi pembagian ketupat yang berisi uang koin dan lauk kepada orang lalulalang. Bisa juga berupa udik-udikan atau berbagi uang koin yang umumnya diikuti oleh warga.
Menabur uang sebagai ungkapan syukur atas rezeki yang melimpah, kemudian para warga akan berebut mendapatkan uang udik-udikan.